BIKIN MERINDING!!! Kisah Mistis di Jalan Kaliurang


Siapa yang tidak tahu jalan kaliurang? Kaliurang secara harfiah dalam bahasa Indonesia berarti "Sungai Udang". Jalan yang sering dipenuhi lalu lalang warga ketika pagi maupun sore hari. Warga jogja dan sekitarnya pasti sudah tahu dengan jalan kaliurang, bahkan wisatawan yang sudah pernah berkunjung di daerah gunung merapi pasti melewati jalan ini.
Keeksotisan, kesejukan, dan keindahan alam di kaliurang memang menjadi kelebihan tersendiri dibandingkan dengan kawasan lain di Yogyakarta. Maka tidak heran banyak resort atau tempat peristirahatan karena udara sejuk yang banyak dicari oleh orang perkotaan ataupun orang-orang yang ingin sejenak melepas penat dari hiruk pikuk pekerjaan.

Selain itu, di  Kaliurang sendiri terdapat bangunan bersejarah yaitu Wisma Kaliurang, disanalah pernah terjadi perundingan Khusus antara Republik Indonesia dengan Komisi Tiga Negara pada 13 Januari 1948. Perundingan Kaliurang ini melahirkan Notulen Kaliurang yang menyatakan RI tetap memegang kekuasaan atas daerah yang dikuasainya pada waktu itu. Republik Indonesia diwakili oleh Presiden Soekarno, Wapres Moh Hatta, PM Syahrir dan Jendral Soedirman. Sedangkan Delegasi Belanda diwakili oleh Paul Van Zeeland (Belgia), Richard Kirby (Australia), dan Dr. Frank Graham (AS). Di dalam perundingan, Frank Graham mengucapkan ungkapan populer, yaitu "You are what you are from bullets to the ballot” yang kurang lebih berarti dari peperangan ke plebesit atau penentuan pendapat rakyat.

Jalan kaliurang yang dikenal selalu ramai ini termasuk sering memakan korban kecelakaan baik siang, maupun sore hari. Dari kecelakaan tunggal sampai tertangkapnya rombongan klitih pernah terjadi disini. Apalagi jika malam utamanya di daerah kaliurang bagian atas termasuk dalam daerah yang sepi dan jauh dari rumah penduduk, maka tak jarang  menjadi sasaran empuk para pelaku kejahatan.
Jalan kaliurang yang terbentang cukup panjang ini mempunyai banyak kisah dan cerita yang masih menjadi banyak pertanyaan dan perlunya pembuktian.

Selain kejahatan jalanan, kaliurang tak lepas dari cerita misti yang beredar di telinga masyarakat. Pernah Salah satu kisah dua orang mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta yang pada sore hari menjelang tenggelamnya mentari melewati jalan Kaliurang. Saat sore hari, biasanya jalan kaliurang memang terlihat padat dengan lalu lalang kendaraan par pekerja maupun mahasiswa. Banyakanya took, warung makan, dan tempat usaha menyebabkan banyak aktivitas yang terjadi disana, Aktivitas manusia yang tinggi ternyata tidak membuat aktivitas ghaib berkurang, malahan menunjukkan ekstensinya.

Saat sedang menikmati perjalanan waktu itu, dan melewati  kilometer  antara 9-10, dua mahasiswa tersebut menghentikan laju motornya diikuti dengan pengendara lain di sekitar area itu. Orang-orang yang ada saat itu tertiti pada salah seorang ibu-ibu berbaju abu-abu dengan keadaan berlumuran darah di kening dan seluruh badannya yang terlihat seperti luka sehabis  kecelakaan. Ibu itu berjalan tertatih dan memegang salah satu dari kakinya seperti kesakitan. Semua orang melihatnya dengen jelas, Antara bingung dan takut, orang-orang tidak ada yang berani mendekat dan hanya melihat dari kejauhan.

Dua orang mahasiswa itu akhirnya meninggalkan tempat itu dan meningglakan ibu itu dengan sesekali melirik untuk memastikan sosok ibu itu. Sampailah di titik kilometer 7, dari kejauhan mereka  melihat kerumunan orang seperti sedang mencari tahu apa yang terjadi. Karena kerumunan itu membuat jalanan menjadi macet, akhirnya sampailah mereka di titik kerumunan. Sama seperti kebanyakan orang, dua mahasiswa itu pun juga ikut penasaran dengan apa yang terjadi. Mengikuti rasa penasaran, mereka mendekat ke sumber dan mendapati seorang mayat yang sudah ditutup kain. Saking penasarannya, salah seorang dari mereka mendekati korban dan mencari tahu lebih detail. Dari ciri-ciri korban, dia merasa tak asing dan familiar dengan busana dan keadaan korban kecelakaan itu. Akhirnya, mahasiswa itu pun ingat bahwa ciri-ciri itu mirip dengan ibu-ibu yang dia temui di kilometer 10 sebelumnya.

Badannya pun langsung merinding dan pikirannya dihantui segudang pertanyaan Logiknya mana mungkin ibu itu bias berjalan secepat itu dan berpindah dalam waktu yang sesingkat itu, mana mungkin ibu itu bisa dengan cepat sampai di kilometer 7, padahal sebelumnya ada di kilometer 10 bersamaan dengannya? Atau mungkin mereka dua orang yang berbeda, namun dengan ciri yang sama? Ah….

Masih di sekitar KM 10, tepatnya di sekitat tanah lapang pernah ada salah seorang bapak-bapak penjual sayuran keliling, ketika dia melewati jalan itu sekitar jam 2 pagi. Dari kejauhan dia melihat sosok putih lonjong yang terbang dari barat ke timur, dan kembali lagi ke arah sebaliknya. Awalnya dia mengira itu hanyalah bercandaan anak muda yang memang berniat menjahili dan tetap melaju dengan motornya. Sampailah di jarak sekitar 5 meter dan tanpa di duga sosok itu berhenti ditengah jalan dan melayang sembari melihat wajah si bapak. Bapak ini otomatis menatap dan tanpa pikir panjang membanti dan meninggalkan motornya berlari kebawah menuju rumah warga untuk meminta pertolongan.
Kabarnya, setelah kejadian itu bapak ini sering bermimpi bertemu sosok pocong ini. Si bapak bahkan tidak bekerja karena trauma dengan apa yang dilihatnya waktu itu.

Cerita lain yang banyak dialami oleh warga adalah, di tempat salah satu villa yang pernah digunakan untuk gantung diri beberapa tahun lalu. Dulunya sangat sering terjadi kejadian janggal yang terjadi ketika orang-orang melewati tepat di depan rumah tersebut. Hal yang paling sering adalah kendaraan yang tiba-tiba mogok tanpa sebab, namun hanya terjadi di hari-hari tertentu saja. Anehnya kejadian kendaraan mogok ini hanya terjadi di satu titik dan tidak pernah berpindah ke titik lain. Pernah salah seorang yang mengalami kejadian ini sebuat saja Ridwan, waktu itu Ridwan bertujuan mencari hawa dingin. Dan tibalah di titik itu, motor yang Ridwan kendarai tiba-tiba mati tanpa sebab. Ridwan sempat mengecek motor dan bensin motornya namun tidak ada masalah. Ridwan masih mencoba menghiudpkan motor, dan tiba-tiba ada lemparan batu berasal dari belakang. Ridwan mencoba mengecek namun tidak ada orang. Beberapa detik kemudian tiba-tiba terdengar tertawa wanita yang lantang dan seketika membuat RIdwan mengeluarkan jurus berlari seribu bayangan dengan berusaha mendorong motor untuk menjauhi tempat itu.

Memang, ketika kita sudah memasuki kaliurang hawa singup bias diraskan, ditambah dengan rumah rumah kosong bernuansa belanda yang banyak ditemui dengan tumbuhan menjalar menambah aura mistis menjadi sangat kental.

Ketka kita bertemu dengan salah seorang penajag villa di daerah kaliurang, disitu dia bercerita dimana saat erupsi gunung merapi yang mengarah ke kaliurang tepatnya  terjadi di tahun 1994,  Peristiwa yang dimulai pukul 10.15 WIB itu tercatat menewaskan sekira 68 orang, menghanguskan permukiman penduduk di Dusun Turgo dan sebagian area Kaliurang Barat. Setelah erupsi itu, tepatnya di pinggir kali boyong bagian atas. Beberapa kesaksian warga menuturkan bahwa melihat sosok pocong. Namun berbeda dari sebelumnya, sosok pocong ini bergerombolan seperti koloni dengan satu pocong berwarna merah dengan beberapa pocong berwarna putih dibelakangnya.

Memang Kali Boyong adalah sungai berhulu Merapi, yang membentang dari Gunung Merapi dan membelah Kota Jogja. Kali Boyong adalah aliran sungai yang berada di wilayah Kabupaten Sleman, sedangkan aliran sungai itu setelah masuk Jogja dinamai Kali Code. Kali Boyong adalah sungai berhulu Merapi, yang membentang dari Gunung Merapi dan membelah Kota Jogja. Kali Boyong adalah aliran sungai yang berada di wilayah Kabupaten Sleman, sedangkan aliran sungai itu setelah masuk Jogja dinamai Kali Code.

Penjaga Villa juga bercerita ketika dia baru beberapa bulan bekerja. Saat itu dia pulang dari rumah temannya dan pulang sekitar jam 3 pagi. Sesampainya disana dan membuka gerbang villa,  tiba-tiba dia mendengar suara orang baris dengan hentakan yang serentak dari arah atas. Awalnya dia mengira itu hanyalah suara kelompok mahasiswa yang sedang makrab dan berkegiatan di sekitar kaliurang. Ketika dia sudah masuk ke dalam villa dan berniat untuk istirahat. Suara baris berbaris itu semakin dekat dan dari pendengarannya suara itu berada di halaman villa. Dia bergegas keluar dan disitu dia melihat apapun namun suara itu benar-benar ada didepannya. Karena takut, penjaga villa memilih meninggalkan villa dan mendatangi sebuah angkringan untuk menyelamatkan diri.  Kejadian lain adalah salah seorang tamu yang tiba-tiba berteriak saaat tengah malam. Waktu itu, tamu itu bercerita bahwa kamarnya di gedor beberapa kali. Karena cukup terganggu, tamu itu membuka pintu namun tidak ada orang sama sekali. Saat dia menutup pintu dan berbalik badan, dia melihat sesosok wanita dengan baju bernuansa belanda dengan sebuah paying berwarna merah.

Memang masih banyak cerita-cerita tentang jalan kaliurang, maupun kaliurang itu sendiri. Mereka masih ada dan mereka selalu berdampingan. Ketika berkunjung ke wisata kaliurang tepatnya di lereng Gunung Merapi, di samping wisata kaliurang GoaJepang kalian akan melihat Vila Putih yang besar dan tak terurus, vila itu adalah tempat yang pernah di huni oleh orang belanda untuk tempat peristirahatan.

Namun, setelah Belanda pergi dari indonesia, Vila ini di urus oleh kraton Yogyakarta dan di gunakan sebagai balai pertemuan. Sejak 27 tahun lalu bangunan ini tidak terpakai lagi saat erupsi merapi tahun 1994,yang menyebabkan kerusakan pada vila ini, sehingga awan panas atau wedhus gembel juga memberi dampaknya ke pesanggrahan ini.

Wisata Mistik, Vila Putih Kaliurang merupakan tempat yang terkenal dengan cerita mistisnya. Pesanggrahan Sarjanawiyata Taman Siswa di Kaliurang sebenarnya cantik, sayang masyarakat disekitarnya sudah terlanjur mempercayai cerita mitos yang penuh dengan halusinasi Horor hingga akhirnya tempat ini menjadi obyek wisata mistik, dan menyebabkan Vila ini tidak terawat.

Bangunan ini bahkan menjadi salah satu bangunan angker yg diberi julukan “Urban legend” dari beberapa bangunan tua yg ada di Jogyakarta saat ini. Jika kita memasuki area ini suasana angker mulai terasa apalagi saat pagi hari, ataukah saat sore menjelang maghrib yg disertai kabut tebal. Banyak kisah seram yg tertinggal di tempat ini terutama bagi alumni UGM pada masa itu. Jarak tempuh ke tempat ini kurang lebih 1 jam menuju arah Hargobinangun, Pakem, Kab. Sleman, Yogyakarta.

Sekitar tahun 1953, vila ini merupakan pemilik dari seorang guru besar UGM, Profesor Soedomo. Dan sekarang berpindah kepemilikan mendaji milik Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. Tempatnya cukup nyaman dengan di kelilingin pohon pinus yang menjulang tinggi namun terlihat horror ketika di lihat pada saat menjelang magrib dan turunya kabut yang tebal.

Penulis   : Nanda Agi
Ilustrasi : UKM Pengamatan
Editor    : Nanda Agi

Posting Komentar

0 Komentar