Kilatan Akan Kejadian Semalam

 


Malam kemarin saat aku melakukan jalan santai menuju toko kelontong dekat rumah, aku berpapasan dengan dua sejoli yang berjalan dengan bergandeng tangan, sepertinya mereka sedang dimabuk asmara. Namun tak disangka, pagi harinya aku melihat mereka berdua mati tepat di seberang rumahku. Pikiranku mendadak kosong dan kakiku gemetaran tiada henti. Selama lebih dari beberapa menit mataku hanya terpaku pada jasad dua sejoli itu yang sudah ditutup oleh kain putih oleh polisi yg bertanggung jawab atas tempat kejadian perkara tersebut.


Tapi di samping itu, terdapat hal yg lebih aneh terjadi kala itu. Alih-alih pergi dari tempat tersebut, justru kakiku seperti terpaku di tempat dan pikiranku yang tadinya kosong tiba-tiba penuh dengan kilatan adegan-adegan keji yang mungkin saja terjadi pada malam itu di depan rumahku. Baru saja kudengar samar-samar polisi mengatakan bahwa kematian mereka berdua adalah proses mati perlahan dan penuh dengan kesakitan. Tambah saja kepalaku penuh dengan khayalan apa alat dan cara orang itu membunuh mereka kemarin malam. Bisa jadi mereka disayat dengan hanya barang sekecil silet, atau mungkin juga sebuah geraji mesin besar dan dipotonglah perlahan-lahan. Sekeras apapun aku mencoba untuk menghilangkan pikiran itu dari kepalaku, justru ide baru bermunculan. Aku tidak tahu apa yang sebenarnya merasuki pikiranku ini, namun pada akhirnya setelah beberapa saat aku mencoba menolak apa yang pikiranku suguhkan kepadaku, aku dapat melangkahkan kakiku untuk kembali ke rumah.


Ketika sampai rumah, aku berfikir mungkin kepalaku lelah dan menginginkan untuk istirahat saja di rubanah dimana aku selalu bersantai di situ. Namun ketika aku sampai, aku justru terkejut karena rubanah rumahku penuh dengan darah. Dan ketika mataku mencoba mencari sumber dari darah tersebut, seketika aku terkejut karena asal semua itu ada pada tongkat bisbolku. Di sekitarnya juga kulihat serpihan daging dan otak yg ada di sekitarnya.


Seketika, ingatanku akan semalam kembali dan ternyata aku adalah orang keji tersebut.



Penulis   : Fatah
Ilustrasi : Fatah

Editor    : Fatah

Posting Komentar

0 Komentar